INILAH.COM, Jakarta – Penjualan PT Apexindo Pratama Duta Tbk oleh Grup Medco kepada PT Mitra Rajasa Tbk masih menuai persoalan. Mitra diminta mendukung pembelian rig baru senilai Rp 4,18 triliun. Padahal, kapitalisasi mereka hanya Rp 1,91 triliun.
Banyak hal yang membuat transaski penjualan ini terdengar sumir. Pertama, harga jualnya dinilai terlalu rendah. Bahkan, lebih rendah dibanding penawar lain. Kedua, kemampuan Mitra Rajasa sebagai pemilik baru juga masih diragukan.
Tak heran, jika transaksi ini, selain masih diteliti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), juga dipantau Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Lembaga itu mulai mengumpulkan informasi awal terkait dugaan unsur persaingan tidak sehat.
Bapepam-LK mempersilakan pihak yang menilai transaksi pembelian Apexindo terlalu murah dapat melaporkan hal itu. “Bapepam-LK tidak ikut campur urusan operasional mereka. Kalau mereka anggap harganya kemurahan, mereka bisa saja menuntut atau melaporkan hak itu,” kata Ketua Bapepam-LK, Ahmad Fuad Rahmany.
Dia mengatakan Bapepam-LK akan lebih fokus pada penilaian laporan keuangan Mitra Rajasa dan Apexindo. Soal lain, mereka menyerahkan kepada pihak lain yang berkompeten.
Transaksi akuisisi saham Apexindo terjadi pada 9 Juni ketika Medco dan Mitra Rajasa menandatangani kesepakatan jual beli pada harga Rp 2.450 per saham. Mitra berkomitmen membeli 80,57% saham perusahaan pengeboran itu dengan total nilai saham Rp5,16 triliun. Harga divestasi Rp 2.450 per saham itu premium 11,36% dibandingkan dengan harga penutupan saham Apexindo pada 9 Juni Rp 2.200.
Namun, harga jual Apexindo itu hanya premium Rp 50 per saham atau 2,08% dibandingkan harga beli saham Apexindo oleh Encore dari dua pemegang saham sebelumnya Rp 2.400 per saham.
Di lantai bursa beredar kabar bahwa Northern Offshore Drilling, sebuah perusahaan milik konglomerat asal Norwegia, menawar saham Apexindo senilai Rp 2.600 per saham atau total US$ 731 juta melalui pembayaran tunai. PT Pertamina (Persero) juga dikabarkan menawar Apexindo pada kisaran harga yang sama.
Pada penutupan perdagangan saham 13 Juni, harga saham Mitra Rajasa ditutup pada level Rp 700 atau turun Rp 10 bila dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Apabila mengacu harga saham itu, kapitalisasi pasar Mitra Rajasa mencapai Rp 1,91 triliun.
Dalam situasi seperti itulah, manajemen Apexindo meminta pemilik baru yang menguasai 80,57% saham Apexindo yaitu Mitra Rajasa mampu mendukung pengembangan perseroan melalui pembelian dua rig baru senilai US$ 450 juta atau setara dengan Rp 4,18 triliun.
Presiden Direktur Apexindo Hertriono Kartowisastro mengatakan setelah Mitra Rajasa menguasai Apexindo, pengendali baru itu diharapkan bisa menopang pengembangan ke depan sesuai dengan rencana awal manajemen perusahaan pengeboran migas tersebut.
Hingga saat ini manajemen Apexindo belum menggelar rapat dengan Mitra Rajasa. Namun, pertemuan guna membahas langkah perseroan ke depan pascaakuisisi itu dijadwalkan pada pertengahan pekan ini.
Meski manajemen Apexindo tidak terlibat dalam pengambilalihan itu, Hertriono menilai PT Medco Energi Internasional Tbk dan Encore International Ltd semestinya memiliki pertimbangan tersendiri. Apexindo merupakan anak perusahaan Medco dan Encore.
“Medco dan Encore setuju melepas Apexindo ke Mitra Rajasa, itu tak lain karena saya perkirakan Mitra Rajasa merupakan pembeli yang paling serius. Bukan karena hal lain,” tuturnya. [I4]
Ibrahimsyah, Kontributor INILAH.COM