Friday, August 11, 2006

Medco batal jual Apexindo

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Medco Energi Internasional Tbk membatalkan niatnya untuk menjual 52% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk karena mempertimbangkan aspek strategis perusahaan pengeboran itu.

Padahal, Aban Loyd Chiles Offshore Ltd (ALCO) dari India menawar saham Medco US$550 juta atau Rp3.666 per saham.

China Oilfield Services Limited (COSL) juga sudah terang-terangan menyatakan berminat terhadap Apexindo seiring dengan China National Offshore Oil Corporation Limited (CNOOC).

ALCO telah menyampaikan harga penawaran awal, sedangkan COSL dan CNOOC baru sampai tahap uji tuntas Apexindo.

"Kami sudah memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengajukan penawaran. Setelah dievaluasi, pemegang saham Medco sepakat tidak ingin menjual Apexindo dalam jangka panjang," tutur CEO Medco Energi Hilmi Panigoro sesuai Annual Report Award, kemarin.

Menurut dia, pembatalan penjualan saham Apexindo bukan karena soal harga melainkan terkait strategi jangka panjang dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

"Kami sudah menyampaikan kepada calon pembeli bahwa Medco tidak berniat menjual Apexindo, sehingga uji tuntas yang mereka lakukan dihentikan," tutur Hilmi.

Kemarin, harga saham Apexindo ditutup merosot ke Rp1.560 per saham dari penutupan sebelumnya Rp1.750 per saham. Saham Apexindo mencapai titik tertinggi Rp1.910 pada penutupan 2 Agustus.

Dalam riset Apexindo kemarin, Danareksa Sekuritas meyakini dua alasan yang masuk akal terhadap keputusan Medco. Pertama, keputusan itu di luar dari tujuan strategis Medco yang fokus pada bisnis eksplorasi dan produksi.

Kedua, harga penawaran yang terlalu rendah di mana tingkat sewa rig di pasar saat ini naik empat hingga lima kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Apapun alasannya, Danareksa percaya berita itu akan merusak sentimen meskipun fundamental Apexindo masih dipandang positif.

Sekuritas itu telah menaikkan prediksi laba bersih tahun ini dan 2007 masing-masing 30,3% dan 8,9% dengan pertimbangan biaya operasi pada semester pertama tahun ini yang lebih rendah dari estimasi, yang diprediksi dapat dipelihara hingga tiga tahun ke depan, mendongkrak prediksi margin EBIT tahun ini dan 2007 masing-masing menjadi 26,7% dan 29,8%.

Tingkat bunga yang lebih rendah dari prediksi, terutama dari obligasi Rp750 miliar, yang dimasukkan ke transaksi swap menjadi biaya bunga bersih sebesar 8%-9% per tahun dibandingkan bunga sebenarnya 12,25% per tahun. (wisnu. wijaya@bisnis.co.id)

Oleh Wisnu Wijaya

Bisnis Indonesia